Di era digital, anak muda makin kreatif dalam mengelola uang. Kalau dulu menabung identik dengan celengan atau deposito, kini muncul istilah soft saving dan hard saving. Dua pendekatan ini sama-sama bertujuan membangun kebiasaan finansial sehat, tapi caranya sangat berbeda.
Soft Saving lebih santai dan fleksibel. Biasanya dilakukan dengan menyisihkan uang sisa, memanfaatkan cashback e-wallet, atau ikut tantangan nabung ala media sosial. Cocok untuk anak muda yang ingin menabung tanpa merasa terbebani, meski hasilnya mungkin tidak secepat metode lain.
Hard Saving kebalikannya lebih ketat dan disiplin. Prinsipnya adalah “tabung dulu, belanja kemudian”. Anak muda yang menerapkan hard saving biasanya sudah menentukan target jelas, misalnya membeli rumah, modal usaha, atau dana darurat. Metode ini efektif mempercepat tercapainya tujuan, tapi sering terasa berat bagi mereka yang masih punya banyak kebutuhan gaya hidup.
Keduanya nggak ada yang salah. Soft saving bisa jadi pintu masuk agar anak muda terbiasa menabung, sedangkan hard saving lebih cocok buat yang sudah punya tujuan finansial jangka panjang. Intinya, pilih metode yang sesuai dengan kepribadian dan kondisi keuangan, asal tetap konsisten.
Memperluas jaringan cabang ke semua pusat kota Indonesia
read moreMempererat hubungan baik dengan perushaan supplier alat produktif, salah satunya...
read moreMelaksanakan kegiatan peduli sesama melalui program CSR "Coorporate Social Resp...
read more