Banyak orang memilih metode cicilan karena terasa lebih ringan daripada harus membayar langsung secara cash. Dengan nyicil, gaji bulanan masih terasa aman, dan barang impian bisa langsung dipakai. Tapi, apakah cicilan selalu jadi pilihan yang bijak? Mari kita bahas.
Cicilan membuat barang dengan harga besar lebih mudah dijangkau, misalnya gadget, kendaraan, atau kebutuhan rumah tangga. Selain itu, beberapa cicilan dengan bunga 0% bisa jadi strategi pintar kalau dilakukan dengan disiplin.
Risiko Cicilan
Masalahnya muncul kalau cicilan dilakukan tanpa perhitungan. Terlalu banyak cicilan bisa menggerus cash flow bulanan. Apalagi jika bunganya tinggi, total pembayaran bisa jauh lebih besar dari harga asli barang.
Kapan Harus Cash?
Kalau barang yang dibeli masih dalam kategori “keinginan”, lebih baik menabung dulu dan bayar cash. Cara ini membuat kita lebih tenang karena tidak ada kewajiban bulanan yang harus dipenuhi.
Jika cicilan memang pilihan, pastikan total cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan. Selain itu, pilih program cicilan dengan bunga rendah atau 0% agar tidak jadi beban jangka panjang.
Pada akhirnya, baik cash maupun nyicil punya sisi positif dan negatif. Kuncinya ada pada literasi keuangan dan kemampuan kita mengatur arus kas. Jangan sampai cicilan yang awalnya terasa ringan berubah jadi beban yang bikin pusing setiap akhir bulan.
Memperluas jaringan cabang ke semua pusat kota Indonesia
read moreMempererat hubungan baik dengan perushaan supplier alat produktif, salah satunya...
read moreMelaksanakan kegiatan peduli sesama melalui program CSR "Coorporate Social Resp...
read more